kaca mata
Tampilkan postingan dengan label reksadana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label reksadana. Tampilkan semua postingan

Senin, Mei 09, 2016

Asuransi Jiwa Rp. 12.000 Per Hari

- 0 komentar
Dapatkah Anda membayangkan uang Rp. 12.000 perhari dapat digunakan untuk keperluan apa saja ?
Mungkin untuk 1x makan siang yang sederhana atau mengisi 2 liter bensin ?

Nilai tukar yang dapat diperoleh dari nilai Rp. 12.000 termasuk minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari, namun dapatkah Anda bayangkan bila nominal Rp. 12.000 terus kita lakukan setiap hari selama HANYA 10 tahun akan mendatangkan manfaat yang luar biasa.

Bagaimana caranya Rp. 12.000 perhari atau Rp. 350.000 perbulan selama 10 tahun dapat mendatangkan 5 (lima) MANFAAT sekaligus ?

Mari kita simulasikan manfaat yang dapat diperoleh dengan menyisihkan HANYA Rp. 12.000 perhari :
  1. Proteksi asuransi jiwa dengan Uang Pertanggungan sebesar Rp. 175 juta sampai umur 99 tahun.
  2. Bila memenuhi salah satu dari 34 kondisi kritis maka akan mendapatkan Uang Pertanggungan sebesar Rp. 75 juta.
  3. Bila mengalami cacat atau meninggal dunia akibat kecelakaan maka akan mendapatkan Uang Pertanggungan sebesar Rp. 50 juta.
  4. Bila menjalani rawat inap di rumah sakit maka akan mendapatkan tunjangan harian rawat inap sebesar Rp. 120.000 / hari.
  5. Mendapatkan nilai tunai dengan asumsi imbal hasil investasi 15% pertahun pada usia ke 60 sebesar Rp. 1.828.590.000.
Ilustrasi : pria, usia 24 tahun, tidak merokok, imbal hasil investasi 15% pertahun.
Silakan hubungi kami untuk ilustrasi sesuai dengan kondisi yang Anda inginkan. Kami akan membuatkan dan memberikan konsultasi secara gratis.

Sesuai pepatah "Menabung Pangkal Kaya" maka demikian juga hasil yang akan kita dapatkan HANYA dengan menyisihkan Rp. 12.000 perhari selama 10 tahun untuk proteksi asuransi jiwa sampai umur 99 tahun.

[Continue reading...]

Asuransi Pendidikan Rp. 1 Juta Per Bulan

- 0 komentar
Pernahkah Anda tahu bahwa sekitar pertengahan tahun 1980-an bahwa uang pendidikan sekolah untuk SMA hanya sekitar Rp. 20 ribu perbulan ?
Untuk saat ini maka uang pendidikan sekolah tersebut dipastikan harus diatas Rp. 1 juta perbulan, ini berarti dalam rentang waktu sekitar 30 tahun terdapat kenaikan sebesar 4.900 %.

Jadi bila saat ini Anda baru mempunyai anak yang berusia balita, maka sejak sekarang harus mempersiapkan asuransi pendidikan untuk anak Anda kelak.
Caranya mudah, mari kita sisihkan penghasilan kita cukup dengan Rp. 1 juta perbulan sehingga mendapatkan 5 (lima) manfaat sekaligus yaitu :
  1. Proteksi asuransi jiwa dengan Uang Pertanggungan sebesar Rp. 300 juta sampai umur 99 tahun.
  2. Bila mengalami cacat atau meninggal dunia akibat kecelakaan maka akan mendapatkan Uang Pertanggungan sebesar Rp. 150 juta.
  3. Bila menjalani rawat inap di rumah sakit maka akan mendapatkan tunjangan harian rawat inap sebesar Rp. 500.000 / hari. 
  4. Memberikan perlindungan pada Tertanggung Utama (anak) hingga usia 25 tahun dengan membebaskan pembayaran premi jika Tertanggung Tambahan (ayah / ibu) memenuhi kriteria salah satu dari 33 kondisi kritis, mengalami cacat total dan tetap, atau meninggal dunia.
  5. Mendapatkan dana pendidikan pada tahun ke 10 sebesar Rp. 156.469.000, dan bila tidak diambil pada tahun ke 20 maka dana pendidikan akan berkembang menjadi sebesar Rp. 548.150.000.
Ilustrasi : anak usia 2 tahun, ibu usia 28 tahun, tidak merokok, imbal hasil investasi 15% pertahun.
Silakan hubungi kami untuk ilustrasi sesuai dengan kondisi yang Anda inginkan. Kami akan membuatkan dan memberikan konsultasi secara gratis.

"Sedia Payung Sebelum Hujan" adalah pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi dalam dunia pendidikan saat ini, sehingga diperlukan langkah yang bijak dengan menyisihkan dana untuk asuransi pendidikan mulai saat ini.


[Continue reading...]

Selasa, November 03, 2015

Begini Cara Tentukan Dana Investasi Tiap Bulan

- 0 komentar
Bagaimana cara menentukan besarnya dana yang dialokasikan untuk berinvestasi setiap bulan? Tentukan berapa uang yang ingin Anda miliki di masa depan.

"Lebih baik kita melihat tujuan kita mau punya uang berapa. Dari situ baru kita sesuaikan dengan waktu yang ada kita harus sisihkan uang berapa setiap bulannya. Dengan cara seperti itu akan memaksa kita untuk berinvestasi. Kalau gaji kita Rp 2 juta, Rp 3 juta, Rp 4 juta nanti nunggu ada sisanya maka setiap bulan nggak akan ada sisanya," kata Aidil Akbar, perencana keuangan, ditemui usai Financial Clinic ‘Ngobrol Investasi Saham dan Reksa Dana di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

Dengan punya tujuan, Anda bisa menghitung berapa persen dari gaji Anda harus dikeluarkan untuk mencapai tujuan.

"Paling penting adalah alokasikan 10-15%. Saran saya 15%. Jadi kalau penghasilannya Rp 3 juta maka alokasikan Rp 300-450 ribu. Lalu kita bertahan hidup dengan gaji dua koma sekian juta. Kalau itu dilakukan dengan benar dan bisa menghemat pengeluaran yang tidak penting, itu kita akan bisa berinvestasi," jelas Aidil.

Aidil mengaku paling sering mendapat pertanyaan, lalu setelah alokasi dana ketemu, investasi apa yang paling bagus?

"Paling bagus adalah investasi yang dilakukan. Banyak orang yang bertanya dan bertanya tapi tidak melakukan. Lebih baik memulai dengan nominal kecil Rp 100 ribu, Rp 200 ribu tapi dimulai daripada nggak sama sekali," lanjutnya.

Bayangan uang yang akan Anda dapat bisa menjadi motivasi menyisihkan dana tiap bulannya. Perlu diingat, meski investasi bisa mendatangkan return cukup tinggi, namun ada kalanya Anda bisa rugi.

"Makanya saya tunjukkan dengan perkembangan IHSG itu ada naik turunnya. Supaya investor melihat ada sisi rugi atau jatuhnya. Ketika kita berinvestasi, tidak melihat pergerakan harian atau bulanan tapi melihat ke trennya bahwa investasi jangka panjang itu selalu naik," ujarnya.

Sumber : detik.com
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.co.id/
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/jasa-pembukuan.html
http://ide-peluang-bisnis.blogspot.co.id/p/program-persediaan-otomatis.html
[Continue reading...]

Minggu, Februari 01, 2015

Cara Mencari Reksadana Online Terbaik

- 0 komentar
Cara paling murah dan mudah berinvestasi Reksadana adalah secara online. Bagaimana cara mencari Reksadana Online Terbaik dan Terpercaya?

Sedih melihat perilaku berinvestasi masyarakat kita. Menurut survei terbaru Manulife Index (saya baca di harian Kompas beberapa saat lalu), mayoritas masih menempatkan uangnya di tabungan atau deposito. Padahal, bisa dipastikan, return bunga tabungan atau deposito itu relatif kecil, tidak cukup untuk mencapai tujuan keuangan, seperti dana pendidikan atau dana pensiun.

Reksadana yang seharusnya jadi pilihan, karena return-nya relatif tinggi, jauh diatas tabungan dan deposito, justru belum banyak dimanfaatkan masyarakat.

Besar harapan munculnya reksadana online bisa meningkatkan gairah dan partisipasi masyarakat berinvestasi di Reksadana karena membuat prosesnya lebih murah dan mudah.

Sebelum era online datang, saya mengalami betapa repotnya melakukan investasi Reksadana. Mulai dari isi formulir hardcopy, yang kemudian harus dikirimkan melalui surat (iya, surat!) ke manajer investasi. Setelah itu, melakukan transfer ke rekening Reksadana untuk melakukan pembayaran. Tunggu beberapa hari kemudian, manajer investasi akan mengirim bukti, kembali melalui surat, bahwa transaksi sudah dieksekusi.
asuransi

Total waktu yang dihabiskan di era manual ini bisa mencapai 3 sampai 4 hari. Dalam periode itu, pasar saham sudah bisa bergerak kemana – mana. Meskipun, tujuan investasi sebaiknya untuk jangka panjang, sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi jangka pendek.

Dulu, untuk kita tahu berapa nilai investasi di reksadana secara cepat tidaklah mudah. Karena data nilai aktiva bersih (NAB) terbaru tidak tersedia segera. NAB baru ada satu hari kemudian dan itu pun hanya di satu koran. NAB adalah harga unit reksadana yang jadi acuan menghitung nilai investasi.

Tapi, masa ‘kegelapan’ itu sudah lewat. Sekarang, fasilitas online via internet memungkinkan transaksi Reksadana selesai dalam hitungan menit atau bahkan detik.

Anda tinggal duduk manis sambil mengetik perintah di komputer atau smartphone. Proses jual beli Reksadana sudah bisa dijalankan secara real-time. Tidak perlu lagi surat menyurat. Semuanya lebih mudah dan cepat.

Ingin cek berapa posisi investasi yang kita miliki? Bisa dengan mudah dicek setiap saat secara online. Alhasil, pergerakkan portfolio reksadana yang kita miliki bisa diamati setiap hari.

Yang tidak kalah penting, online memungkinkan nasabah bisa berinvestasi Reksadana dalam jumlah kecil. Karena prosesnya lebih efisien. Bisa membeli Reksadana mulai dari Rp 100 ribu di online.

Saya selalu bilang, membeli Reksadana sekarang ini, semudah dan semurah membeli pulsa.

Karena itu, saya selalu menyarankan investor, terutama pemula, untuk belajar melakukan transaksi Reksadana secara online. Itu pilihan yang paling efisien dan efektif.

Di pasar, mulai banyak lahir platform Reksadana Online. Hal yang bagus dan menjanjikan karena investor memiliki banyak pilihan. Misalnya, situs online dari Commonwealth Bank, IPOTFUND, Danareksa, Mandiri, dan Panin.

Bagaimana kita belajar cara memilih yang terbaik? Mana yang terpercaya?
Jenis Reksadana Online

Secara umum, ada dua model Reksadana online.

    Eksklusif menjual Reksadana hanya dari satu Manajer Investasi. Reksadana dari Manajer Investasi lain tidak dijual. Contohnya adalah Danareksa (D’One), Panin dan Mandiri.
    Supermarket Reksadana yang menawarkan produk dari berbagai Manajer Investasi. Contohnya adalah Commonwealth Bank dan IPOTFUND dari Indo Premier.

Anda bisa memilih cara bermain yang paling sesuai dengan kebutuhan. Biasanya, kalau investor sudah punya Reksadana favorit, mereka akan langsung membeli ke Manajer Investasi pilihannya. Tidak tengak-tengok kiri – kanan lagi. Ini cocok dengan model pertama.

Buat saya, bermain dengan model kedua lebih menarik, karena ada fleksibilitas dan keleluasaan dengan banyaknya pilihan. Saya tipe yang rajin mengevaluasi kinerja Reksadana milik saya.  Prinsipnya, tidak ada yang favorit, saya akan loyal selama kinerjanya sesuai target. Sebaliknya, jika tidak, saya akan ganti. Dengan style seperti ini, saya butuh platform yang mudah dan murah untuk berpindah antara Reksadana.

Saya juga mengamati bahwa setiap Manajer Investasi biasanya punya spesialisasi. Misalnya, bagus di jenis pasar uang, tapi kurang bagus di saham. Tidak ada manajer investasi yang cemerlang dan unggul di semua jenis Reksadana.

Dengan model kedua, Anda lebih mudah memilih Reksadana yang sesuai dengan spesialisasi Manajer Investasi tersebut. Kalau di model pertama, mau tidak mau, Anda terpatok pada satu Manajer Investasi saja, yang mungkin tidak unggul di semua jenis Reksadana.
Proses Transaksi Reksadana Online
Belajar Reksadana

Perlu dipahami bahwa reksadana online, terutama yang bersifat supermarket, adalah agen penjual. Artinya, produk yang dijual bukan produk mereka sendiri, namun milik manajer investasi lain.

Secara umum, aturan dalam pendaftaran dan transaksi secara online adalah sebagai berikut:

Pertama, mengisi formulir dan membuka rekening. Ada yang mensyaratkan minimum setoran awal untuk pembukaan rekening, misalnya setoran awal Rp 500 ribu, ada yang tidak. Setelah rekening dibuka, nasabah akan mendapatkan fasilitas jual beli Reksadana Online.

Kedua, untuk mulai trading, misalnya ingin beli, investor harus menyetor uang terlebih dahulu ke rekening nasabah. Proses pembelian Reksadana dilakukan dengan mengambil dana dari rekening ini. Untuk transaksi jual Reksadana, pencairan dana ditempatkan di rekening nasabah.

Ketiga, ketika trading, nasabah memilih reksadana dan memasukkan order investasinya ke sistem online. Berdasarkan order itu, bank memindahkan dana dari rekening nasabah ke rekening reksadana. Maksimum tujuh hari kerja setelah transaksi (T+7), kepemilikan Reksadana efektif, yang bisa dilihat di laporan investasi yang disediakan secara online.
Kriteria Memilih Reksadana Online

Berdasarkan pengalaman dan review menggunakan beberapa platform, saya mencatat sejumlah hal penting, ketika mencari reksadana online yang terpercaya, sebagai berikut:
Pendaftaran dan Transaksi yang Mudah

Karena ini online, saya cari yang tidak perlu datang ke kantor cabang. Tidak harus datang ke kantor cabang untuk membuka rekening pertama kalinya. Tidak pula harus datang kembali ke kantor, setiap membuka Reksadana baru (walaupun sudah membuka rekening). Termasuk kemudahan cara melakukan top up investasi secara online.
Minimum Investasi Kecil

Buat saya, syarat minimum investasi yang kecil, akan sangat membantu. Dengan begitu, investasi bisa segera dimulai tanpa harus menunggu uangnya terkumpul banyak. Minimum investasi yang rendah memicu nasabah berinvestasi sejak dini.
Banyak Pilihan Reksadana dan Manajer Investasi

Saya memilih platform yang menawarkan banyak pilihan manajer investasi dan reksadana. Jadi produk yang dijual tidak hanya keluaran satu manajer investasi.  Dengan banyak pilihan, ada berbagai produk dengan karakter, strategi dan tingkat risikonya yang berbeda – beda, sehingga semua kebutuhan nasabah bisa terpenuhi. Pastikan pula nama – nama Manajer Investasi, yang menjadi incaran Anda, menjual produknya di platform tersebut.
Fasilitas Auto-Invest

Fasilitas auto-invest mempermudah investasi rutin. Dengan fasilitas ini, Anda tidak perlu melakukan perintah order setiap bulan, namun cukup membuat perintah satu kali diawal, sisanya pihak pengelola yang akan menjalankannya secara otomatis setiap bulan. Tugas nasabah memastikan bahwa tersedia dana yang cukup di rekening sebelum tanggal jadwal transaksi. Fasilitas ini juga membantu disiplin berinvestasi secara rutin.
Biaya Transaksi Murah

Biaya transaksi online seharusnya murah karena prosesnya lebih efisien. Saya cari platform yang membebaskan biaya transaksi pembelian maupun penjualan. Murahnya biaya transaksi membuat investor mudah untuk menukar produk reksadana yang tidak sesuai harapan. Kalau biaya transaksi mahal, kita jadi berpikir dua kali untuk mengganti Reksadana yang tidak sesuai harapan.
Jaminan Keamanan Transaksi

Karena ini sifatnya online, tanpa tatap muka, keamanan sistem transaksi menjadi keharusan. Harus dipastikan sertifikasi sistem, koneksi pengiriman data dienkripsi, serta mengikuti metode yang digunakan di institusi dan bank besar di dunia dalam menjaga keamanan transaksi internet banking. Menggunakan Rekening Dana Investor (RDI) yang merupakan rekening bank khusus yang beratas-namakan investor sebagai penyimpanan dana tunai yang dipergunakan untuk penyelesaian transaksi. Dan setiap unit penyertaan reksadana akan disimpan dan dicatat pada Bank Kustodian, bukan pada pengelola Reksadana.
Tools untuk Memilih Reksadana

Berinvestasi membutuhkan riset dan data untuk mengambil keputusan. Saya cari reksadana online yang menyediakan fitur data dan riset lengkap secara cuma – cuma. Itu pasti sangat membantu. Misalnya, data untuk memfilter, membandingkan, mengkategorikan Reksadana sesuai profil resiko investasi (yaitu konservatif, moderat konservatif, moderat, moderat agresif dan agresif).
Kesimpulan

Reksadana online adalah salah satu inovasi keuangan yang membantu investor. Dalam memilih sistem online yang terbaik dan terpercaya, sejumlah kriteria perlu dilihat, dipertimbangkan dan dievaluasi, supaya terwujud transaksi yang murah, mudah dan tepat.

Sumber : duwitmu.com
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.com/
[Continue reading...]

Selasa, Januari 27, 2015

Gaji UMR Ingin Punya Reksadana, Bisakah?

- 0 komentar
Tanya :
Saya Pak Budi bekerja di perusahaan swasta dengan gaji UMR. Usia saya 42 tahun. Apa bisa saya ikut investasi reksa dana, dan berapa minimumnya per bulan sampai usia 55 tahun. Dan apakah bisa Rp300.000 / bulan . Beserta alamat Manajer Investasi di kota Bekasi. Terima kasih.

Jawab :
Dear pak Budi,
Bapak masih tetap dapat ikut berinvestasi di reksadana kok, karena memang tidak ada batasan usia maupun besarnya penghasilan untuk bisa berinvestasi di instrument tersebut.

Dana yang dibutuhkan untuk berinvestasi di reksadana bervariasi tiap manager investasi, dan untuk produk reksadana ritel harganya mulai dari Rp100.000 tiap kali penyetoran. Jadi dengan budget yang bapak miliki maka masih memungkinkan untuk diinvestasikan di reksadana.


Untuk penyetorannya sendiri tidak ada batasan apakah akan sebulan sekali ataupun beberapa kali dalam sebulan atau bahkan beberapa bulan sekali. Namun sebagai sebuah investasi reguler, akan lebih baik bila bapak bisa menyisihkan uangnya untuk diinvestasikan secara reguler semisal sebulan sekali, hingga pada waktunya nanti akan dapat bapak nikmati pertumbuhan nilai investasinya.

Untuk alamat kantor Manager Investasi, bapak bisa mengecek di website perusahaan – perusahaan investasi yang bapak inginkan. Namun bila ternyata di Bekasi tidak ada kantor perwakilannya padahal bapak sudah tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut, tanyakan ke customer care nya apakah bapak bisa membeli produk mereka secara online dengan cara mengunduh form pembeliannya saja dan mengirimkannya via pos.

Atau bapak juga bisa datang ke beberapa bank yang saat ini sudah menjadikan diri mereka sebagai supermarket reksadana, sehingga bapak bisa memiliki lebih banyak pilihan produk reksadana dari lebih banyak perusahaan manager investasi.

Selamat mulai berinvestasi.

Sumber : okezone.com
http://belajar-cara-membuat-website.blogspot.com/
[Continue reading...]

Minggu, Oktober 19, 2014

Menjadi Wirusahawan Dengan Kocek Menawan

- 0 komentar
Kebutuhan hidup kian  banyak dan beragam. Apa boleh buat, banyak orang terdorong mencari penghasilan ekstra lewat kerja atau bisnis sampingan (side-job), selain tetap menikmati upah sebagai pegawai. Namun, tak jarang dari mereka akhirnya ingin melepas pekerjaan utama.
 
Merasakan nikmat rezeki dari pekerjaan sampingan, banyak orang tertarik memulai hidup sebagai wiraswastawan penuh. Mereka tak tertarik lagi bekerja pada orang  atau perusahaan lain.

Salah seorang di antaranya adalah Hendi Wibisono, karyawan perusahaan swasta di Jakarta Pusat. Hendi berniat menjalankan bisnis online shopping yang telah dia rintis tiga tahun terakhir, sepenuh waktu (full-time). Namun, dia masih bimbang memikirkan risiko bakal kehilangan aneka macam fasilitas yang selama ini dia dapatkan dari tempat kerjanya. 

Kebimbangan seperti itu sangat manusiawi. Namun, seperti kata pepatah, setiap kesuksesan butuh pengorbanan. Setiap pilihan memiliki konsekuensi tersendiri. Keleluasaan menjalankan dan mengeksplorasi bisnis pribadi harus dibayar kehilangan beragam fasilitas sebagai pegawai kantoran. 

Ketika melepas status sebagai pegawai, seseorang setidaknya akan kehilangan berbagai jenis fasilitas. Pertama, pendapatan rutin berjumlah tetap. Ini adalah salah satu keunggulan menjadi karyawan. Dengan mengetahui dengan pasti berapa arus dana masuk setiap bulan, Anda bisa leluasa membuat perencanaan keuangan. 

Nah, ketika beralih menjadi wiraswastawan, Anda harus siap dengan pendapatan yang tidak menentu. Ujung-ujungnya, perlu dipikirkan bagaimana pengaturan arus kas keluarga kelak.

Kedua, fasilitas kesehatan. Para pegawai umumnya menerima perlindungan kesehatan dari pemberi kerja, baik dalam bentuk asuransi kesehatan maupun dana kesehatan berplafon tertentu. Fasilitas serupa bahkan menjangkau anggota keluarga. Sebagai pengusaha, semua itu harus Anda tanggung sendiri, sepenuhnya.

Ketiga, beragam pendapatan tidak tetap, seperti bonus kinerja dan tunjangan hari raya (THR). Banyak karyawan mengandalkan pendapatan ekstra tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang memakan dana besar.

Lagi-lagi, cadangan pendapatan seperti ini tak bisa lagi bisa diharapkan secara rutin, begitu seseorang menjalankan usahanya sendiri. Risiko-risiko tersebut tentu sudah Anda ketahui jauh-jauh hari. Namun, sangat mungkin risiko itu sebanding dengan apa yang akan Anda dapatkan  begitu benar-benar terlepas dari status pegawai. 

Supaya tidak berhenti sebatas kebimbangan, sebaiknya Anda mulai menempuh persiapan yang matang, terutama dari segi pengaturan kocek. Jangan sampai upaya Anda meningkatkan taraf hidup, justru tak tercapai hanya karena persiapan yang kurang matang.

Apa saja yang perlu Anda persiapkan? Simak saran dan paparan dari perencana keuangan berikut.
Periksa arus kas
Menengok lagi kondisi kocek wajib Anda lakukan sebelum mengajukan surat pengunduran diri ke kantor. Coba hitung semua pengeluaran Anda dalam satu bulan, mulai dari pengeluaran rumahtangga rutin, pengeluaran untuk kebutuhan anak, pengeluaran kebutuhan investasi, cicilan utang, asuransi, dan sebagainya. “Angka yang Anda dapat dari situ merupakan target pendapatan minimal yang harus Anda dapatkan setiap bulan kelak,” jelas Farah Dini, perencana keuangan Janus Consulting.

Hitung pula angka pendapatan dalam skenario terburuk. Ambil contoh, pengeluaran per bulan atau target minimal penghasilan Anda sebesar Rp 10 juta. Tetap ada kemungkinan penghasilan Anda kelak di bawah itu. Sudahkan Anda  menyiapkan strategi untuk mengatasinya? “Tanpa mengetahui angka terburuk, kecenderungan berutang akan sangat besar,” imbuh Dini.

Anda bisa menyisir lagi pos-pos pengeluaran mana yang bisa ditekan agar ketika terjadi skenario terburuk, Anda tak perlu berutang untuk menambalnya. Contoh, pos listrik dan air, pos rekreasi, atau pos transportasi.

Pos-pos pembayaran cicilan  utang harus Anda pastikan tetap lancar agar tidak menuai masalah lebih besar. Bagaimana dengan kartu kredit?Tetaplah dengan prinsip membayar penuh tagihan sebelum jatuh tempo!

Dana darurat
Dana darurat atau emergency fund sejatinya wajib Anda siapkan, tak peduli status Anda adalah karyawan atau wiraswastawan. “Saat berwiraswasta, umumnya pemasukan menjadi berfluktuasi sehingga keberadaan dana darurat malah penting sekali,” kata Mohamad Andoko, perencana keuangan OneShildt Financial Planning.

Berapa besarnya? Menurut Andoko, emergency fund senilai enam hingga 12 kali pengeluaran bulanan terbilang cukup. Besar pengeluaran bulanan sudah Anda ketahui dari pemeriksaan arus kas. Nah, ada baiknya sebelum beralih menjadi pengusaha, Anda juga telah memiliki proyeksi pendapatan bulanan. Alhasil, besar dana darurat yang harus Anda siapkan lebbih presisi nilainya. 

Dini berpendapat, besar dana darurat untuk situasi seperti itu idealnya senilai 12 kali pengeluaran bulanan. “Sebagai antisipasi jika di bulan-bulan ke depan penghasilan menurun atau tidak ada sama sekali,” jelas dia.

Asuransi kesehatan
Hilang status karyawan, hilang pula fasilitas kesehatan yang Anda nikmati selama ini. Mau tidak mau, Anda perlu membeli sendiri asuransi kesehatan agar kelak saat terjadi risiko kesehatan pada Anda dan keluarga, bisnis Anda tidak terganggu.

Tentukan dulu asuransi kesehatan seperti apa yang Anda cari. Selain tarif kamar rawat inap yang Anda butuhkan, biaya dokter, obat-obatan, dan biaya operasi, tengok pula manfaat lain seperti perlindungan kecelakaan. Sebagai langkah awal, kepala keluarga lebih diutamakan mendapat fitur asuransi kesehatan yang lengkap. Sisihkan waktu untuk memilih produk yang tepat. Perusahaan asuransi kerap memberikan diskon premi jika Anda membeli sekaligus untuk anggota keluarga. 

Andoko menambahkan, pembayaran premi asuransi bagi seorang wirusahawan sejatinya bisa menjadi komponen biaya di perusahaan yang dia rintis, sehingga akan mengurangi pajak perusahaan. 

Asuransi jiwa
Bila Anda punya tanggungan, asuransi jiwa alias term life wajib Anda penuhi, tidak peduli apakah Anda karyawan atau wirausahawan. Sebab, itu berkaitan dengan kelangsungan hidup tanggungan Anda bila Anda meninggal dunia. 

Hitung kebutuhan uang pertanggungan dengan rumus sederhana. “Potensi penghasilan dikalikan 12 bulan dikalikan jangka waktu Anda ingin proteksi tersebut tersedia untuk keluarga,” jelas Andoko.

Misal, potensi penghasilan Rp 10 juta dan anak Anda baru mandiri sekitar 15 tahun lagi. Maka, uang pertanggungan yang Anda butuhkan adalah
Rp 10 juta x 12 x 15 tahun alias Rp 1,8 miliar. Pilih produk term life murni dengan pembayaran premi tahunan.

Investasi jalan terus
Andoko menilai, menjadi wirausahawan bukan berarti melupakan kebutuhan investasi. Apalagi, jika selama ini Anda sudah menjalankan berbagai rencana keuangan, seperti rencana dana pensiun atau dana pendidikan anak. 

Sangat sayang bila hal itu terhenti hanya karena penghasilan tak lagi rutin setiap bulan. Anda bisa mengubah pola investasi dari bulanan menjadi tahunan mengikuti siklus penghasilan Anda sebagai usahawan. Untuk dana pensiun dari kantor terdahulu, sebagai contoh, bisa Anda cairkan dan tempatkan di instrumen investasi yang lebih agresif agar mampu memenuhi target kebutuhan pensiun.

Nah, dengan menyiapkan kondisi kocek terlebih dulu, melakoni status baru sebagai wirausahawan yang mandiri dapat berjalan lebih lancar dan nyaman.  

Sumber : kontan.co.id
[Continue reading...]

Rabu, September 10, 2014

Bermain Aman Di Reksadana

- 0 komentar
Minat terhadap investasi mulai timbul sejak Denny Thaher, Presiden Direktur PT Trimegah Asset Management berkuliah di Amerika Serikat. Pertama kali berinvestasi, Denny mencoba bermain saham. Sayangnya saat itu dia malah merugi dan membuatnya beralih pada produk investasi lain.
 
Sekitar tahun 1990-an saat berkuliah di AS, Denny mulai berinvestasi. Dia mengambil kelas-kelas investasi. Sambil belajar, Denny memutuskan untuk terjun langsung dengan cara membeli saham. Saat itu, dia mengaku hanya coba-coba bermain saham dan hanya membeli saham dalam jumlah kecil.

Pengalaman minim dalam bermain saham membuatnya merugi. Dia pun mulai mencari bentuk investasi lain. Saat kembali ke Indonesia, Denny yang sangat menyukai bidang investment management bekerja di sebuah perusahaan manajemen investasi. Alumni University of Colorado ini pun kemudian mengalihkan investasinya ke reksadana. Sejak saat itu, dia mulai membeli reksadana dan tidak pernah lagi bermain saham langsung. 

Kata Denny, sebagai manajer investasi, dia harus mencoba disiplin untuk tidak ikut bermain saham secara langsung karena bisa menimbulkan conflict of interest. Lagi pula, dia pun tidak punya waktu mengawasi pergerakan saham saban hari. "Kalau saya berinvestasi di saham, saya kan harus monitor, harus lihat, harus transaksi. Saya tidak punya waktu untuk itu," ujar Denny. 
Denny membuka akun di reksadana sekitar tahun 2000-an. Saat itu, dia berinvestasi Rp 5 juta. Denny mengaku, produk reksadana yang dibelinya pertama kali ini masih ada dan belum pernah dijualnya. 

Ia berinvestasi di reksadana untuk jangka panjang, untuk bekal masa pensiun dan kebutuhan sekolah dua anaknya. Selain reksadana, Denny juga berinvestasi di properti.
Tiap bulan, secara rutin Denny menyisihkan sebagian dari penghasilan ke reksadana. Bahkan, ketika ada uang lebih, ia masukkan ke reksadana. "Ketika berinvestasi, saya sudah mengalami market yang naik turun. Ternyata, berinvestasi lewat reksadana lebih menarik. Lebih tenang dibanding berinvestasi di saham kalau secara langsung," kata Denny.

Pria berusia 46 tahun ini memilih reksadana dengan memperhatikan reputasi si manajer investasi. Rekam jejak manajer investasi ini harus bagus, harus konsisten dan mempunyai proses investasi yang bagus. "Yang penting, saya tahu manajer investasinya punya proses investasi bagus, punya prospektus bagus, ya sudah, saya tidak pernah lihat-lihat lagi. Tiap bulan beli, tiap kali ada bonus ada apa, pasti masuk ke reksadana," ujarnya.

Produk reksadana yang dipilihnya adalah reksadana saham. Dengan memilih reksadana saham, dia menganggap dirinya merupakan tipe investor yang cukup agresif dan tipe investor jangka panjang. Pengalaman yang ia peroleh, berinvestasi dalam jangka panjang dan secara reguler, hasilnya jauh lebih maksimal dibandingkan dengan investasi besar tapi cuma sekali. 

Denny pun tidak lupa mengajarkan investasi ke keluarganya. Dua buah hatinya sudah ia ajarkan mengenai investasi sejak usia dini. Dia mengajarkan anak-anaknya yang saat ini berumur 12 tahun dan 14 tahun untuk menyisihkan sebagian uang jajan per bulan untuk ditabung. "Saya sudah mengajarkan investasi dari mereka umur 9 tahun," kata Denny.

Biarpun begitu, pria yang juga pernah menjabat Presiden Direktur Manulife Asset Management ini mengatakan, investasi yang paling penting dalam hidup adalah pendidikan. Dunia akan makin kompetitif, orang bertambah banyak, dan sumber daya berkurang. Sehingga kompetisi akan bertambah ketat. Maka pendidikan adalah yang investasi terpenting.

Mengajar sambil sosialisasi reksadana
Di tengah kesibukan yang padat, Denny Thaher, Presiden Direktur PT Trimegah Asset Management menggunakan waktu luang untuk berkumpul dengan keluarga. Sesekali, dia juga berkumpul bersama temen-temannya bermain motor gede. 

Saat ini, Denny lebih menikmati hobinyang lain, yaitu mengajar investasi. Denny mengaku sangat senang bisa mengajar investasi di perusahaan tempatnya bekerja dan ke teman-teman, bahkan ke komunitas-komunitas.
Mengajar bisa membuat Denny tetap update dengan situasi dan kondisi dan juga berinteraksi dengan orang lain. "Karena dengan mengajar kan akan timbul diskusi, tanya jawab. Dari situ kan ada yang bisa kita ambil untuk pengetahuan kita," ujarnya.

Sarana mengajar ini juga ia manfaatkan untuk mengenalkan reksadana ke masyarakat Indonesia. Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana ini mengatakan, investasi reksadana di Indonesia masih kecil. Aset di reksadana kurang dari 7% jika dibanding aset di perbankan. 

Denny melihat, masyarakat Indonesia masih memandang investasi itu harus dilakukan dengan modal besar. Padahal, reksadana itu dibuat untuk orang-orang yang belum punya kemampuan membeli dalam jumlah besar. "Investasi itu sesuatu yang mudah dan tidak memerlukan biaya banyak. Tetapi akan memberikan manfaat yang sangat besar kalau kita pensiun, jika kita lakukan secara teratur," kata Denny.

Sumber : kontan.co.id
[Continue reading...]

Rabu, Agustus 20, 2014

Memahami Konsep Bunga Dalam Berinvestasi

- 0 komentar
Dalam melakukan investasi sangatlah penting untuk memahami konsep pembagian hasilnya. Dalam investasi pada dunia perbankan Anda perlu belajar tentang konsep bunga (interest). Konsep bunga, sering disebut juga dengan konsep hasil investasi (return). Keduanya memiliki prinsip yang sama.

Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana sejumlah Rp 1 juta. Anda pergi ke bank, menemui customer servicenya, dan mengutarakan maksud Anda. Dia mengatakan bahwa bank akan memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen per tahun bila Anda membuka deposito di situ.

Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda dapatkan pada akhir tahun, dan berapa saldo investasi Anda bila Anda membiarkan saja investasi berputar selama sepuluh tahun. Untuk itu, ada beberapa pilihan sistem bunga:
1. Bunga Sederhana (simple interest)
2. Bunga Berbunga (compound interest)
Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni:
* Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest)
* Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest)
* Bunga Berbunga Harian (daily compound interest)


BUNGA SEDERHANA
Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir tahun pertama, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.
Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.
Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar
Rp 1 juta x 12 = Rp 120.000.
Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan mendapatkan total bunga sebesar: Rp 120.000 x 10 = Rp 1.200.000.
Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000 (dana awal) + Rp 1.200.000 (jumlah total bunga) = Rp 2.200.000.
Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini disebut Bunga Sederhana.

BUNGA BERBUNGA
Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang Anda dapatkan akan ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga bunga yang dihasilkan pada tahun berikutnya akan lebih besar lagi. Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit salju. Makin ke bawah makin besar.
Sekarang kita kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda membuka deposito senilai Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per tahun, maka saldo investasi Anda pada setiap akhir tahun adalah sebagai berikut:
Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 12 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 120.000 = Rp 1.120.000
Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.120.000 + (Rp 1.120.000 x 12 persen) = Rp 1.120.000 + Rp 134.400 = Rp 1.254.400.
Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi:
Rp 1.254.400 + (Rp 1.254.400 x 12 persen) = Rp 1.254.400 + Rp 150.528 = Rp 1.404.928.
Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10 saldo saldo investasi Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Jauh lebih banyak dibanding apabila Anda memakai metode bunga sederhana tadi (yang hanya Rp 2.200.000).

BUNGA BERBUNGA BULANAN
Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang bunganya dibayarkan setiap tahun (yearly compound interest). Namun demikian, ada juga bunga berbunga yang bunganya dibayarkan setiap bulan (monthly compound interest).

Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan contoh di atas, di mana Anda memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya bedanya, Anda tidak membukanya dalam bentuk rekening deposito, tapi tabungan.
Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12 persen per tahun, dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap akhir bulan, bunga yang Anda dapatkan bukan 12 persen, melainkan 12 persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada 12 bulan dalam setahun.

Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 1 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 10.000 = Rp 1.010.000.
Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.010.000 + (Rp 1.010.000 x 1 persen) = Rp 1.010.000 + Rp 10.100 = Rp 1.020.100
Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda menjadi:
Rp 1.115.668 + (Rp 1.115.668 x 1 persen) = Rp 1.115.668 + Rp 11.157 = Rp 1.126.825.

Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120), saldo investasi Anda menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan apabila Anda memakai sistem bunga berbunga tahunan.

BUNGA BERBUNGA HARIAN
Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara harian (daily compound interest)? Banyak iklan bank menawarkan produk tabungan yang memberikan bunga secara harian seperti ini. Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga bulanan. Bedanya, bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun), hingga besarnya adalah 0.03 persen per hari.

Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan. Sekali lagi, kita gunakan contoh seperti di atas.

Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 0,03 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 329 = Rp 1.000.329.
Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo Anda menjadi:
Rp 1.127.104 + (Rp 1.127.104 x 0,03 persen) = Rp 1.127.104 + Rp 371 = Rp 1.127.475.
Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo Anda akan menjadi
Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem bunga berbunga bulanan.

Sumber : konsepbungaberbunga.wordpress.com
[Continue reading...]

Senin, Juli 14, 2014

Bagaimana Cara Investasi Reksa Dana Saham Saat IHSG Turun?

- 0 komentar
Sejak awal hingga pertengahan 2013 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh rekor tertingginya sepanjang masa. Tetapi kemudian turun secara signifikan dan membuat pertumbuhannya negatif.

Para investor reksa dana saham pasti mengamati bahwa harga per unit penyertaan pun turun. Dalam reksa dana, harga per unit penyertaan dikenal juga sebagai Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit, yang dihitung secara harian oleh Bank Kustodian, dan dipublikasikan di berbagai media.

Sebelum pusing memikirkan untung ruginya berinvestasi pada reksa dana saham, mari kita mundur sebentar dan pikirkan dulu. Saat mulai berinvestasi, apa ya tujuan investasinya?
Apakah untuk renovasi rumah, membeli mobil, berlibur, dana pendidikan atau pun dana pensiun? Atau sekadar hanya untuk keranjang tempat dana menganggur dengan tujuan akumulasi nilai aset sampai setinggi-tingginya?

Berikut pemaparan Perencana Keuangan ZAP Finance Fitri Oktaviani mencoba memberi pandangannya seperti dikutip detikFinance dari situs resminya, Jumat (31/1/2014).

Tujuan-tujuan itu sangat terkait dengan jangka waktu berinvestasi dan tingkat risiko yang bisa diambil dalam penentuan jenis investasi. Tujuan jangka pendek kurang dari 1 tahun tentu saja tidak direkomendasikan untuk menggunakan produk reksa dana saham.

Dengan adanya komponen saham pada portfolionya, pada umumnya pergerakan reksa dana saham atau campuran mengikuti arah pergerakan IHSG. IHSG merupakan indikator pergerakan saham yang mencakup seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam keadaan saat ini, di mana harga (hampir semua) saham turun, otomatis IHSG pun turun nilainya. Per 27 Agustus 2013 IHSG mencapai 3967. Sekadar informasi, per 1 Maret 2013 IHSG ada pada nilai 4970. Dengan penurunan IHSG yang mencapai 20% dalam 5 bulan, reksa dana saham pun mencatatkan return atau hasil yang negatif.

Perlukah kita khawatir?

Tentu saja. Jika anda berinvestasi pada reksa dana saham untuk jangka pendek, anda pasti sangat khawatir. Instrumen saham memang memiliki karakteristik nilai yang naik turun sesuai pasar. Karenanya, untuk investasi jangka pendek (kurang dari 5 tahun) tidak direkomendasikan untuk masuk ke dalam instrumen yang mengandung saham di dalamnya.

Tujuan investasi adalah peningkatan aset atau keuntungan di masa yang akan datang. Perlu diingat, investasi itu tidak selalu menguntungkan. Setiap investasi, apapun itu, memiliki risiko. Risiko dalam investasi adalah kemungkinan berkurangnya (atau pun hilangnya) dana yang telah diinvestasikan.

Dengan kondisi saat ini, apakah IHSG akan terus turun dan reksa dana saham akan makin jatuh nilainya?

Berdasarkan sejarah penurunan nilai IHSG biasanya diikuti lagi dengan kenaikan. Pada 2007, level tertinggi IHSG mencapai 2745. Sekitar 10 kali dari nilai terendahnya di tahun 1998. Begitu juga saat tahun 2008, IHSG mencapai nilai terendah di bawah 1.100 kemudian memecahkan rekor hingga 5.214 di bulan Mei 2013. Kenaikan hingga 5 kali lipat dalam 5 tahun.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa secara historis, investasi pada komponen saham di IHSG dalam jangka panjang bisa menguntungkan secara signifikan. Tentunya tidak dalam waktu 1 atau 2 tahun, tapi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Investasi pada reksa dana saham idealnya dilakukan untuk jangka waktu di atas 5 tahun. Lebih baik lagi untuk investasi sangat panjang dengan jangka waktu di atas 10 tahun, misalnya untuk dana pendidikan kuliah anak ataupun dana pensiun atau kesehatan pensiun.

Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang?

Krisis pada bursa saham, yang di Indonesia ditandai dengan turun tajamnya IHSG, bisa menjadi bencana pada sebagian orang. Tapi bisa juga menjadi keuntungan besar bagi orang-orang lainnya. Pada saat ini investor reksa dana sebenarnya memiliki keuntungan, karena reksa dana adalah dana kelolaan yang diinvestasikan dan dikelola oleh Manajer Investasi. Jika anda tidak ingin pusing menghadapi naik turunnya harga saham, tidak perlu khawatir karena manajer investasi lah yang akan mengelola dana anda. Dan mereka yang lebih pusing dengan naik turunnya IHSG saat ini.

Selain itu, reksa dana saham terdiri dari berbagai saham, tidak hanya 1 saham. Sehingga dana yang anda investasikan otomatis terdiversifikasi ke dalam beberapa saham dan mengurangi risikonya. Manajer investasi yang akan memilih saham-saham apa saja dalam portfolio reksa dananya, dan anda dapat mengetahui isi portfolio tersebut dari fund fact sheet serta prospektus reksa dana yang bersangkutan.

 Dalam keadaan IHSG saat ini, yang dapat dilakukan investor reksa dana saham adalah:
  • Memastikan bahwa reksa dana saham yang dipilih merupakan produk dari Manajer Investasi yang memiliki kinerja baik secara historis. Manajer investasi dengan dana kelolaan yang besar biasanya lebih berpengalaman menangani krisis.
  • Memastikan bahwa reksa dana saham yang dipilih memilki portofolio yang berisi saham-saham dari perusahaan berkinerja baik dan tahan menghadapi krisis. Saat krisis, perusahaan yang bertahan biasanya yang produknya tetap dicari masyarakat untuk konsumsi, maupun untuk pembangunan infrastruktur.
  • Melakukan pembelian secara bertahap untuk mengurangi risiko. Dengan membeli Reksa Dana baik di saat harga sangat murah, murah dan mahal, diharapkan anda akan mendapatkan nilai rata-rata yang lebih baik di banding jika membeli sekaligus.
  • Melakukan diversifikasi aset. Mungkin saatnya anda memiliki juga reksa dana saham lain (pasar uang, campuran ataupun pendapatan tetap) serta berinvestasi di tempat lain.
  • Tetap tenang dan memantau investasi anda. Andalah yang paling tahu, berapa besar risiko yang bisa anda ambil. Berapa tingkat keuntungan yang bisa diharapkan, dan berapa jumlah kerugian yang bisa ditanggung.
Investasi pada reksa dana saham memang berbeda dari menyimpan uang di deposito dan tabungan yang dijamin oleh pemerintah. Tapi perlu diingat bahwa saat ini return di tabungan kurang dari 2% per tahun, dan di deposito sekitar 5% per tahun nett. Dengan tingkat risiko lebih tinggi, diharapkan pengembalian hasilnya juga akan lebih besar. Tentu saja, pilihan di tangan anda.


 
Sumber : detik.com
[Continue reading...]

Kamis, Juni 05, 2014

Tak Cuma Lebih Aman, Cuan Pun Bisa Lebih Tebal

- 0 komentar
Tren bunga simpanan di perbankan tengah menanjak. Tapi, minat masyarakat Indonesia – terutama kalangan menengah ke atas – terhadap produk investasi di pasar modal, rupanya, tetap berkobar.
 
Lihatlah, produk pasar modal seperti reksadana dan obligasi  masih menjadi incaran banyak investor yang memiliki likuiditas berlebih. Padahal, kini bunga deposito perbankan tengah merayap naik seiring kenaikan BI rate. Kesimpulan itu tidak berlebihan jika Anda melihat antusiasme masyarakat berburu sukuk ritel terbaru, SR–006. 

Kementerian Keuangan RI mencatat, menjelang berakhirnya masa penawaran pada 28 Februari lalu, sekitar 25.000 investor sudah memesan SR–006 senilai hampir Rp 15 triliun!

Fenomena sukuk ritel itu hanya salah satu cerminan bahwa minat investasi masyarakat kita masih begitu tinggi. Produk investasi yang menyasar profil investor konservatif lain seperti reksadana terproteksi juga semarak ditawarkan oleh para manajer investasi (MI).

Instrumen investasi yang termasuk kategori reksadana tertutup itu sudah menjadi andalan para MI dalam mengail dana kelolaan nasabah sejak lama.  Catatan KONTAN, sejak awal tahun 2014, tak kurang 11 reksadana terproteksi baru telah dirilis oleh sekitar tujuh MI. Bahkan beberapa MI merilis banyak seri sekaligus dalam rentang waktu singkat.

Apa, sih, yang menarik dari reksadana terproteksi ini? Sekilas, karakter reksadana terproteksi mirip sekali dengan deposito perbankan, yakni memiliki periode jatuh tempo, memberikan keuntungan rutin, dan nilai investasi awal relatif lebih aman dari risiko hangus.

Berbeda dengan reksadana konvensional yang menyisakan  risiko kehilangan dana investasi awal si investor, reksadana terproteksi lebih aman dari risiko tersebut meski bukan berarti tidak ada risiko sama sekali.

Rudiyanto, pengamat pasar modal, menjelaskan, risiko nan minim itu tidak terlepas dari strategi investasi yang diterapkan oleh MI untuk reksadana terproteksi. “Strateginya kebanyakan adalah strategi investasi pasif, yaitu membeli obligasi dan memegangnya sampai jatuh tempo,” kata dia.

Jika si obligor alias penerbit obligasi melunasi seluruh utangnya saat jatuh tempo, maka dana pokok investor akan kembali seutuhnya. Alhasil, investor kemungkinan besar tidak kehilangan nilai pokok investasi, jika memegang reksadana terproteksinya sampai obligasi yang menjadi aset dasar jatuh tempo. Reksadana terproteksi memiliki tenor sesuai dengan periode aset dasarnya. Di Indonesia, kebanyakan antara enam bulan hingga 3 tahun. 

Cermati pasar obligasi
Meski begitu, tetap ada risiko nilai pokok investasi si investor berkurang atau bahkan habis sama sekali. Pertama, jika penerbit obligasi tidak mampu membayar bunga atau pokok obligasi hingga harganya jatuh.
Kedua, jika investor mencairkan investasi sebelum jatuh tempo dan harga jual obligasi yang menjadi aset dasar reksadana terproteksi lebih rendah dibanding dengan harga beli pertama kali. 

Ketiga, ketika aset dasar reksadana terproteksi yang lain, misalnya saham, opsi, atau investasi derivatif, mengalami kerugian sangat besar sehingga tidak bisa ditutup oleh keuntungan di obligasi. “Tapi, kemungkinan yang terakhir ini sangat kecil,” imbuh Rudi.

Aset dasar reksadana terproteksi yang utama adalah obligasi alias surat utang. Bisa pula dipadukan dengan aset dasar lain dengan porsi lebih kecil. Maka itu, bagi Anda yang hendak membiakkan duit di reksadana ini, mau tidak mau Anda juga harus mencermati prospek pasar obligasi ke depan. 

Beberapa pengamat pasar obligasi berpendapat, tahun ini gereget pasar obligasi kemungkinan rada menurun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi defisit neraca berjalan RI, yang menjadi momok besar sejak tahun lalu, masih membayangi pasar obligasi. 

Defisit neraca mempengaruhi arah suku bunga acuan BI rate. “Jika BI rate terus naik, penerbit obligasi akan kesulitan menjual surat utang karena yield terkerek naik,” ujar Herdi R. Wibowo, Head of Debt Capital Markets BCA Sekuritas.

Situasi itu jika berlanjut bisa mempengaruhi suplai obligasi di pasar yang menjadi pilihan aset dasar reksadana terproteksi. Bunga kredit bank yang tinggi juga bisa berdampak pada kekuatan likuiditas emiten obligasi sehingga meningkatkan risiko gagal bayar. “Namun, sejauh pengamatan saya, tidak ada obligasi default tahun lalu,” imbuh Budi Susanto, Kepala Riset Danareksa Sekuritas.

Untung bisa lebih tebal
Di mata Edbert Suryajaya, analis Infovesta Utama, menempatkan dana di reksadana terproteksi dibandingkan dengan di obligasi langsung, seperti sukri, bisa jadi lebih menguntungkan.
Sebagai contoh, jika menaruh dana di sukri SR–006 berkupon 8,75%, Anda masih kena potongan pajak 15% sehingga kupon bersih yang Anda terima sebesar 7,44%. Sedangkan, bila Anda membiakkan di reksadana terproteksi beraset dasar sukri SR–006, maka Anda mendapat imbal hasil bersih sekitar 8,31%. Angka itu diperoleh dari kupon SR–006 sebesar 8,75% dikurangi pajak bunga obligasi di reksadana 5% dan management fee. 

Begitu pula ketika dibandingkan dengan deposito. Pajak bunga deposito saat ini masih yang tertinggi, yaitu 20%. “Untuk mengantongi return 8,31%, Anda setidaknya harus mendapatkan bunga deposito gross di level 10,4%,” imbuh Edbert.

Bagi investor ritel bermodal terbatas, masuk ke reksadana terproteksi juga lebih mudah dan murah ketimbang masuk langsung ke obligasi. Dengan investasi Rp 5 juta saja, investor sudah bisa beli. Sedangkan, jika hendak menaruh dana di obligasi secara langsung, peluang bagi investor ritel lebih kecil. Sekuritas biasa mengutamakan investor institusi dengan nilai investasi jumbo.

Begitupun jika ingin mendapat bunga deposito tinggi, dana Anda harus lumayan gede, setidaknya Rp 100 juta.
Nah, jika Anda tertarik menempatkan dana di reksadana terproteksi, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan. Pertama, cermati aset dasarnya. Apa jenis obligasi yang menjadi aset dasar, siapa penerbitnya, berapa lama tenor, besar kupon, dan seterusnya. “Itu untuk menghindari risiko gagal bayar,” kata Edbert.

Secara umum, sebagai aset dasar reksadana, MI bisa memilih Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi korporasi, baik bersifat konvensional maupun syariah. Obligasi negara lebih likuid sehingga lebih mudah ditransaksikan jangka pendek. Risiko gagal bayar juga kecil karena penerbitnya negara.

Namun, khusus untuk reksadana terproteksi yang memiliki strategi pasif, memegang obligasi korporasi boleh jadi akan lebih menguntungkan karena imbal hasilnya lebih tinggi. Namun, risiko gagal bayar juga lebih besar ketimbang obligasi negara. Kupon obligasi korporasi bisa 200–350 basis poin di atas obligasi negara, bergantung pada peringkat dan tenor. “Rata-rata tahun ini, imbal hasil obligasi korporasi bisa 9%–11%,” prediksi Budi.

Kedua, perhatikan mekanisme pembelian dan pencairan (redemption). Investor bisa masuk ke reksadana terproteksi selama masa penawaran yang biasa digelar selama 90 hari. Pastikan ada atau tidak biaya penalti ketika Anda mencairkan reksadana terproteksi sebelum jatuh tempo.

Ketiga, biaya lain-lain seperti management fee, biaya pembelian di agen penjual, dan sebagainya. Dengan mengetahui besar biaya-biaya, Anda bisa menghitung potensi imbal hasil bersih yang diberikan oleh reksadana terproteksi tersebut, sebelum memutuskan masuk.

Berikut beberapa MI yang mulai sibuk menawarkan reksadana terproteksi baru:
Batavia Prosperindo Asset Management
MI yang satu ini sudah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Februari 2014 lalu untuk produk Batavia Proteksi Gemilang I. Namun, hingga saat ini Batavia belum juga meluncurkan produk itu karena masih menggelar proses pematangan dengan agen penjual.
Karma P. Siregar, Associate Director, Mutual Fund Sales and Marketing Batavia Prosperindo, menjelaskan, Batavia masih mengkaji proyeksi return yang akan ditawarkan kepada investor berikut biaya-biaya yang menyertai reksadana terproteksi baru tersebut. “Kemungkinan baru di pekan kedua Maret 2014, produk ini siap meluncur,” jelas Karma.

Yang pasti, sebagian besar aset dasar Batavia Proteksi Gemilang itu akan diputar di sukuk ritel seri SR–006 dan SUN bertenor tiga tahun. Sukri SR–006 berimbal hasil 8,75%. Sedang, SUN seri FR0028 yang jatuh tempo tiga tahun lagi, besar yield 7,83%, Kamis (27/2). 

Kendati belum menetapkan proyeksi return, kemungkinan besar tawaran imbal hasil yang dijanjikan Batavia tidak akan jauh dari kisaran tersebut. “Yang jelas di atas bunga deposito bank dan di atas BI rate,” tukas Karma.
Produk baru itu akan lebih fokus menggaet investor ritel ketimbang institusi. Dengan dana investasi awal Rp 5 juta, investor bisa masuk. Dari produk ini, Batavia menargetkan bisa menggaet Rp 100 miliar–Rp 200 miliar dana kelolaan.

BNI Asset Management
Manajer investasi pelat merah ini terbilang rajin merilis reksadana terproteksi baru. Setelah berhasil membungkus dana kelolaan sekitar Rp 50 miliar melalui penerbitan reksadana terproteksi BNI–AM Proteksi Spektra IX, beberapa pekan lalu, kini BNI Asset Management mulai giat menawarkan reksadana terproteksi baru dengan underlying asset sukri seri SR–006.

Direktur Utama BNI Asset Management Idhamsyah Runizam menuturkan, reksadana terproteksi yang membundel sukri seri terbaru itu menawarkan imbal hasil sedikit di bawah kupon SR–006. “Karena ada management fee sekitar 0,2%–0,3% dan biaya pembelian yang dikenakan oleh agen penjual,” jelas Idhamsyah.

Agen penjual yang ditunjuk  BNI Asset Management untuk menjajakan produk ini adalah Bank BNI dan BNI Securities. Besar subscription fee dipatok sekitar 0,5%–1%. Jadi, hitungan kupon bersih yang bisa dikantongi investor reksadana terproteksi ini, setelah dipotong biaya dan pajak, bisa sekitar 8,2% per tahun. 

Anda yang tertarik masuk, siapkan saja dana minimal senilai Rp 50 juta untuk bisa menikmati cuan sebesar itu. “Sasarannya memang investor ritel agak menengah atas,” imbuh Idhamsyah. 

Masa penawaran dibuka paling lama hingga imbal hasil kupon pertama sukri SR–006 cair, yaitu pada 5 April mendatang. Investor reksadana terproteksi ini, kata Idhamsyah, akan mendapatkan hasil optimal jika mau memegang hingga jatuh tempo, yaitu selama tiga tahun, sesuai dengan jatuh tempo aset dasarnya.

Namun, apabila ada investor yang hendak melepas sebelum maturity date datang, dia berisiko mendapatkan harga berdasarkan harga pasar yang berlaku (marked to market). “Kami tidak bebankan biaya penalti jika investor mencairkan sebelum jatuh tempo,” imbuhnya.

Trimegah Asset Management
MI yang satu ini terbilang aktif juga merilis reksadana terproteksi. Pada 26 Februari 2014 lalu, Trimegah melansir tiga reksadana terproteksi baru sekaligus, yaitu TRAM Terproteksi Lestari 6, TRAM Terproteksi Lestari 7, dan TRAM Terproteksi Lestari 8.
Ketiganya memiliki karakter serupa, yaitu untuk aset dasar sebesar 80%–100% ditempatkan di obligasi korporasi bertenor 1 tahun–3 tahun. Corporate bond yang jadi pilihan adalah yang berperingkat idAA+, outlook stabil versi Pefindo. 

Adapun sebanyak 0%–20% aset dasar akan diputar di instrumen pasar uang bertenor kurang dari setahun, termasuk sertifikat deposito. “Untuk berinvestasi di produk ini, minimal penempatan dana investor adalah sebesar Rp 10 juta,” ujar Sjane L. Kaawoan, Direktur Trimegah Asset Management.
TRAM Lestari 6 bakal jatuh tempo Desember 2014, menawarkan return 7,5%–7,8%. Lalu, TRAM Lestari 7 menawarkan imbal hasil 8,25%–8,6% dan akan jatuh tempo November 2016. 

Terakhir, TRAM Lestari 8 jatuh tempo pada November 2016 menawarkan return 8,5%–8,65%. Angka itu merupakan proyeksi return bersih namun belum dikenai pajak bunga obligasi di reksadana, 5%.
TRAM Lestari 7 telah dibuka penawarannya mulai 25 Februari hingga 7 Maret 2014. Sedangkan masa penawaran Lestari 6 dan Lestari 8, belum dipastikan waktunya.

Jika berminat, Anda bisa memburu produk ini langsung ke bagian retail sales Trimegah Asset Management. Sayang, Sjane tidak memerinci detail biaya manajemen juga biaya pembelian reksadana tersebut.
Trimegah menargetkan bisa menggaet dana kelolaan sekitar Rp 200 miliar melalui tiga produk baru tersebut. Dengan banderol investasi mulai Rp 10 juta, Trimegah bermaksud menyasar investor ritel. Namun, MI ini juga tidak menutup pintu untuk kedatangan investor institusi.
Selamat berburu!    

Sumber : kontan.co.id
[Continue reading...]
 
Copyright © . Portal Berita Asuransi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger