kaca mata

Rabu, Oktober 14, 2015

Asuransi Cakrawala Tambah Layanan Di Kalimantan

- 0 komentar
Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Cakrawala Proteksi  Indonesia menambah jangkauannya di Pulau Kalimantan.
Nicolaus Prawiro, Vice President Director Asuransi Cakrawala Proteksi  Indonesia, mengatakan pihaknya meresmikan kantor cabang baru di Samarinda. Kantor cabang tersebut menjadi kantor cabang ke-13 dari 15 yang rencananya diresmikan perusahaan asuransi umum itu sepanjang 2015.
“Cabang ini merupakan cabang ke-13 sekaligus cabang kedua yang diresmikan yang berada di Kalimantan setelah Pontianak,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/10/2015).
Pada akhir pekan lalu, PT Asuransi Cakrawala Proteksi  Indonesia juga baru meresmikan pembukaan cabang ke-12 di Cilegon. Cabang ini akan melayani cakupan wilayah Cilegon, Serang, dan Banten.
Nicolaus mengatakan selanjutnya akan meresmikan dua kantor cabang baru lagi, salah satunya juga berlokasi di Pulau Kalimantan.
“Peresmian cabang dalam waktu dekat adalah Denpasar dan Banjarmasin,” ujarnya.
Hingga saat in, Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia telah mengantongi izin produk sebanyak 28 izin untuk berbagai jenis lini asuransi, seperti kendaraan bermotor, pengangkutan, kebakaran, properti, kecelakaan diri, rekayasa, tanggung gugat, dan asuransi mikro.

Sumber: Bisnis Indonesia
[Continue reading...]

Perubahan Iklim, Asuransi Belum Memungkinkan Tolak Premi

- 0 komentar
Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia mengatakan industri masih sulit menolak premi dari industri yang disebut merusak lingkungan dan tidak 'hijau'.
Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia mengatakan saat ini justru untuk memastikan agar kerusakan lingkungan tidak semakin parah asuransi hadir dengan menerbitkan pertanggungan jika terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan.
"Kami menjamin korporasi kalau mereka melakukan kerusakan yang tidak sengaja," kata Julian di sela rangkaian ulang tahun Allianz di Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Selain itu, kata Julian, asuransi juga menjamin produk-produk agrikultur yang didalamnya termasuk perlindungan terhadap perubahan iklim yang menyebabkan gagal panen.
Julian mengatakan industri asuransi Indonesia belum masuk pada pembahasan ekonomi hijau untuk memastikan perubahan iklim dapat ditekan. Dia mengatakan untuk produk yang ramah lingkungan risiko yang terkandung justru rendah sehingga nilai premi juga relatif murah.
"Green economy itu sebaiknya berupa policy bagaimana negara melakukan itu," katanya.
Silverius Oscar Unggul, koordinator program Community Logging Telapak, Organisasi Masyarakat yang berfokus pada proses sertifikasi asal kayu mengatakan green ekonomi harus dilihat mengawinkan investasi dengan keberlanjutan lingkungan.
Dia mengatakan seharusnya lembaga keuangan termasuk di dalamnya perusahaan asuransi memberi dukungan kepada masyarakat agar sejahtera dengan tetap memelihara lingkungannya.
"Investasi dan lingkungan pada titik ini dapat dilakukan dengan melakukan pendataan dan sertifikasi asal kayu," katanya.
Joachim Wessling, Country manager and president directorAllianz Indonesia mengatakan bisnis asuransi tidak terkait langsung dengan penyelamatan lingkungan. Dia mengatakan sebagai korporasi pihaknya hanya dapat melakukan dukungan seperti melakukan penghematan bahan bakar dengan melakukan rapat secara virtual, menerbitkan premi secara elektronik hingga tanggung jawab sosial agar lingkungan tidak semakin memburuk.
Dia mengatakan perusahaannya juga terlibat dalam sejumlah penelitian dan gerakan untuk energi alternatif serta ruang kantor yang lebih ramah lingkungan.

[Continue reading...]

Asuransi mulai realistis tatap kinerja unit link

- 0 komentar
JAKARTA. Kondisi pasar modal hingga tutup tahun 2015 ini makin menyisakan pesimisme bagi pelaku industri asuransi jiwa. Pebisnis mulai pasrah dan realistis melihat potensi imbal hasil dari produk unit link.

Hary Prasetyo Direktur PT Asuransi Jiwasraya (Persero) misalnya menilai kondisi pasar modal yang terjadi hingga bulan September kemarin pasti berdampak pada kinerja unit link mereka. Terutama di segmen unit link saham.

Nasabah unit link eksisting mereka pun disebutnya lebih wait and see menunggu pergerakan saham. Ia memang menyebut tak banyak nasabah yang melakukan partial withdrawal dari produk unit link mereka. "Tapi Yang melakukan top up tidak banyak juga," katanya.

Beruntung Jiwasraya memang tak fokus di segmen unit link. Makanya menurut Hary, bisnis mereka relatif tak banyak terganggu dengan kondisi tersebut.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan Direktur PT AXA Mandiri Financial Services Kartono. Kelesuan yang terjadi di pasar modal diakuinya ikut merembet ke kinerja produk asuransi berbalut investasi racikan perseroan. "Memang ada penyesuaian seperti yang terjadi di pasar," ungkapnya.

Namun ia mengklaim hal ini tak terpengaruh bagi perolehan premi bisnis baru dari penjualan unit link AXA Mandiri. Kartono menilai kebutuhan masyarakat terhadap produk unit link tetap tinggi.
 
Editor: Yudho Winarto.
Sumber: Kontan
[Continue reading...]

Saham turun, investasi asuransi jiwa syariah minus

- 0 komentar

JAKARTA. Rapor merah hasil investasi asuransi jiwa syariah masih berlanjut hingga Agustus 2015. Sudah tiga bulan berturut hasil investasi asuransi jiwa syariah tercatat negatif.
Hingga Agustus 2015, hasil investasi asuransi jiwa syariah masih merugi alias minus Rp 848 miliar. Angka tersebut membengkak dibanding kerugian investasi pada Juli 2015 yang mencapai Rp 364 miliar.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2015, jumlah investasi asuransi jiwa syariah juga menurun 3,7% dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp 17,45 triliun dari Rp 18,13 triliun di bulan Juli 2015.
Tapi, jika dibandingkan periode sama tahun lalu, jumlah investasi asuransi jiwa syariah masih meningkat 17,27%. Pada Agustus 2014, jumlah investasi asuransi jiwa syariah hanya Rp 14,88 triliun. Namun, hasil investasi pada tahun ini memang terbilang buruk.
Sebagai perbandingan, pada Agustus 2014, hasil investasi asuransi jiwa syariah bisa mencapai Rp 1,3 triliun.
Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah OJK Mochammad Muchlasin mengatakan, jebloknya hasil investasi asuransi jiwa syariah disebabkan kondisi pasar yang tengah terguncang.
"Dugaan saya, negatifnya hasil investasi asuransi jiwa syariah karena performa saham yang sedang anjlok. Indeks juga turun. Karena asuransi jiwa syariah lebih banyak unitlink maka kejatuhan saham turut menekan kinerjanya," ujar dia, Senin (12/10).
Adi Pramana, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), menuturkan, produk asuransi jiwa syariah lebih banyak dalam bentuk unitlink, sehingga hasil investasi tergantung kinerja reksadana dan saham syariah. Dus, saat pasar saham anjlok, hasil investasi ikut rontok.
"Sejauh ini penurunan hasil investasi di dominasi penurunan saham. Sebab, penurunan obligasi tipis," tutur Adi.
Adi berharap, kondisi ini berangsur-angsur pulih, sehingga kinerja bisa terpoles di akhir tahun. Ke depannya, Adi berharap, ekonomi makin bagus. Ini ditandai dengan penguatan rupiah, masuknya dana asing dan menguatnya indeks saham syariah.
"Kami yakin prospek asuransi jiwa syariah makin membaik. Untuk asuransi jiwa syariah perkiraan masih bisa tumbuh dua digit," kata Adi.
Ely Aswita, Chairman of Media Relation Education and Socialization menilai, prospek asuransi jiwa akan tambah bergeliat.
Hal ini tercermin dari bertambahnya jumlah perusahaan, aset perusahaan asuransi syariah, pertumbuhan kontribusi, pertumbuhan jumlah dana investasi dan lainnya yang meningkat dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan prospek positif bagi perkembangan asuransi syariah.
"Asuransi syariah masih memiliki ruang yang sangat luas untuk melakukan penetrasi apabila kita melihat perbandingan pemegang polis syariah dengan jumlah penduduk Indonesia yang notabene beragama Islam," terang Wita, sapaan Ely Aswita.
Dalam jangka pendek, Wita bilang, prospek hasil investasi syariah pada kuartal IV-2015 bergantung kepada kondisi pasar saham.

Sumber: Kontan
[Continue reading...]

Asuransi Pertanian Disosialisasikan ke Dinas

- 0 komentar
JAKARTA--Kementerian Pertanian (Kementan) bersiap melakukan sosialisasi kepada sejumlah dinas terkait tata cara pelaksanaan asuransi pertanian. Direktur Pembiayaan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Mulyadi Hendiawan akan memanggil perwakilan Dinas Pertanian di 16 provinsi sentra produksi untuk menyampaikan sejumlah hal pada Selasa (13/10). Dalam pertemuan akan dijelaskan sejumlah aspek, seperti tahapan operasional pelaksanaan asuransi pertanian di lapangan, target areal, hingga seleksi di tingkat petani. 

Hal ini diperlukan karena lahan yang akan terasuransi hanya mencakup satu juta hektare atau lebih sedikit ketimbang luas total area tanam padi di Tanah Air. Pemerintah telah memulai tahapan pelaksanaan asuransi pertanian pascapencairan anggaran senilai Rp 150 miliar oleh Kementerian Keuangan medio September 2015. Asuransi yang menjadi amanat UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani menjadi harapan bagi petani untuk memperoleh ganti rugi jika terjadi gagal panen. Sebagai awalan, sejuta hektare di sejumlah sentra produksi padi, seperti Jawa Barat maupun Jawa Timur, akan diasuransikan. Sejumlah kalangan telah menyuarakan keinginan agar pelaksanaan asuransi pertanian disertai dengan pengawasan ketat.

Sebab, penyaluran dana rentan salah sasaran. Menanggapi kekhawatiran itu, Mulyadi menyebut Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di masing-masing daerah menjadi faktor utama yang akan menentukan tepat atau tidaknya penyaluran asuransi pertanian. Hal ini disebabkan Gapoktan merupakan pintu gerbang pendaftaran bagi para petani yang ingin mengasuransikan lahan pertanian sebagai antisipasi kegagalan panen. 

"Dalam aturan sudah jelas. Yang berpeluang mendapat asuransi ialah mereka yang membayar premi melalui kelompok tani maka menjadi tanggung jawab Gapoktan dari sisi identitas anggotanya," katanya, Senin (12/10). Karena itu, harus dipastikan petani-petani yang mendaftarkan diri sebagai peserta asuransi adalah mereka yang benar-benar mengeluarkan biaya untuk menggarap sawah dan menanam padi. "Bukan untuk pemilik sawah ataupun orang-orang yang mengaku rugi, padahal tidak," ujarnya.

DPR terus memantau
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron memastikan wakil rakyat di Kompleks Parlemen Senayan akan terus melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan asuransi pertanian. "Kita akan meminta daftar penerima manfaat asuransi pertanian. Kita akan mengawasi bagaimana kalau bencana terjadi," ujarnya. Pada dasarnya, Herman menyebut konsep asuransi pertanian tetap untuk para petani. 

Sebab, pada musim tertentu, 20 persen sawah petani kerap mengalami gagal panen. Entah itu karena hama, banjir, hingga kekeringan. Oleh karena lahan calon terasuransi terbatas, petani peserta asuransi harus berasal dari wilayah-wilayah yang berisiko. 
 
ed: muhammad iqbal
Sumber: Republikaonline
[Continue reading...]

Senin, Oktober 05, 2015

Antara Tanah, Asuransi dan Rumah Sakit

- 0 komentar
Jika Iwan Fals memiliki lagu hit berjudul “Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu”, maka saya punya cerita menarik tentang “Tanah, Asuransi dan Rumah Sakit” Cerita ini berawal dari pertanyaan seorang kawan yang hendak melihat sisi untung/rugi antara ketiganya. Saya merasa perlu memposting tulisan ini karena bisa jadi Anda memiliki pertanyaan yang sama.

Memiliki Tanah sebagai investasi barang tak bergerak adalah sangat baik. Karena tanah memiliki nilai ekonomis yang selalu bertumbuh setiap tahunnya. Bagi kalangan berpunya, membeli tanah adalah pilihan realistis. Selain sebagai investasi, tanah dan bangunan adalah cadangan dana yang bisa digunakan saat kebutuhan mendesak.

Terkait dengan antisipasi resiko penyakit kritis, Menarik untuk dibahas manakah yang lebih baik: membeli Asuransi atau membeli tanah? Jawaban masyarakat secara umum adalah, membeli tanah.  Selain karena kebiasaan sejak jama dahulu, alasan konversi nilai ekonomisnya yang terus bergerak ke atas menjadi pilihan sebagian orang. Benarkah demikian?

Oke, fleksibilitas tanah dan bangunan sebagai alasan investasi memang tak perlu diragukan lagi. Kendati demikian, bila terkait dengan masalah proteksi kesehatan – khususnya sakit kritis dan kecelakaan, Asuransi adalah pilihan yang lebih baik. Tanah dan bangunan bisa jadi tidak menguntungkan buat Anda.

Katakanlah si Jack memiliki tanah senilai 1 Miliar Rupiah. Benarkah tanah itu milik si Jack? BELUM TENTU. 
Jika kemudian ia terdiagnosa sakit kanker dengan biaya 1 Miliar Rupiah, maka tanah itu jadi milik Rumah Sakit. Tanahnya dijual untuk biaya berobat.
Si Jack harus segera membayar biaya perawatan rumah sakit tersebut “SEGERA”. 
Lalu si Jack memutuskan menjual tanah itu secepatnya. Pertanyaannya, “Berapa lamakah tanah itu akan laku terjual?” 1 Minggu? 2 Minggu? 1 Bulan? 3 Bulan? Atau bahkan 1 tahun? ; semuanya masih tidak jelas. 
Sedangkan uang tunai harus secepatnya ada untuk biaya Rumah Sakit.
Belum lagi jika ada orang tau si Jack sangat membutuhkan uang itu untuk berobat, maka pembeli akan menawar serendah mungkin. Tidak jadi untung kan?

Nilai tanah memang sangat besar, namun menjualnya juga tidak mudah.

Tanpa Asuransi, aset si Jack lah yang dipertaruhkan untuk biaya Sakit kritis, yaitu Tanah, Bangunan, Mobil, dll.

Asuransi TAPRO Allianz sangat cair. Seandainya si Jack memiliki TAPRO Allianz, Begitu si Jack terdiagnosa sakit kritis maka dalam waktu 7 hari sejak syarat lengkap, Uang Pertanggungan langsung cair sesuai dengan perjanjian dalam polis.
TAPRO Allianz tidak hanya membantu si Jack namun juga membantu melanjutkan kelangsungan hidup keluarganya serta membantu menjaga Tanah yang ia miliki agar aman; tidak perlu dijual kepada pihak lain.

Disinilah letak keutamaan anda memiliki Asuransi. Biaya Rumah Sakit lancar, Keluarga bisa melanjutkan hidup tanpa hutang, serta melindungi aset-aset yang anda miliki.

Tak perlu duit banyak untuk memproteksi keluarga dan aset-aset anda. Paling hanya 10 persen perbulan dari penghasilan Anda. Mari berasuransi untuk hidup yang lebih baik.

[Continue reading...]
 
Copyright © . Portal Berita Asuransi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger