kaca mata

Senin, Agustus 10, 2015

Kisah Tukang Bakso ingin pergi Haji

- 0 komentar
Kisah Tukang Bakso ingin pergi Haji :
3 Wadah Uang Si Emang Tukang Bakso

CERITA ini adalah cerita dari keeleganan seorang tukang bakso menjawab pertanyaan pelanggannya. Bahkan mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Layak untuk menjadi buah perenungan untuk kita.

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor, terdengar suara ketokan khas tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat, saya menghentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak – anak, “siapa yang mau bakso?”
Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya.

Ada satu hal yang menggelitik pikiran selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu saya bertanya atas rasa penasaran selama ini.

“Mang, kalo boleh tahu, kenapa uang-uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan?” Tanya saya.
“Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain atau tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman.”

“Maksudnya…?” saya melanjutkan bertanya.

“Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi tiga, dengan pembagian sebagai seperti ini,
Pertama, uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari – hari Emang dan keluarga.
Kedua, uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.
Ketiga, uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat-sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki pikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

“Iya memang bagus… Tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya,” Tanya saya kemudian.

“Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. 

Definisi “mampu” adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu.
Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita,” demikian jawaban si Emang tukang bakso.

Subhnallah… [ds/islampos/kisah inspirasi]

KINI,
Allianz Syariah hadir dengan produk asuransi unggulannya yaitu Allianz Tasbih yang dapat mewujudkan satu hal yang terpenting untuk mewujudkan rukun islam yang ke-5.

Agen Asuransi Allianz Klaten, Solo, Jogja dan sekitarnya 085867941941

Baca selengkapnya:
Tabungan Asuransi Biaya Haji (Tasbih) ; Pertama di Asia Tenggara

Agen Allianz Klaten, Solo, Jogja dan sekitarnya
Didit Aby (085867941941)
[Continue reading...]

Rabu, Agustus 05, 2015

Mana yang Lebih Baik, Asuransi Atas Nama Anak atau Orang Tua?

- 0 komentar
Sebagai orang tua, kita tentu menginginkan perlindungan maksimal terhadap masa depan anak. Tak jarang beberapa dari kita memilih untuk melindungi anak dengan membelikan polis asuransi atas nama anak. Lantas, apakah menjadikan anak sebagai Tertanggung atau Pemegang Polis adalah pilihan yang tepat?

Secara umum, siapa saja bisa menjadi Tertanggung atau pemegang polis dalam Asuransi termasuk anak kita sendiri. Namun, untuk menentukan apa yang tepat tergantung dari tujuan dan jenis Asuransi yang akan dibeli. Terlebih dahulu yang perlu kita ketahui adalah, tujuan dari kita membelikan Asuransi untuk anak kita. Apakah untuk melindungi anak kita dari risiko terkena penyakit termasuk penyakit kritis, atau bahkan untuk tujuan jangka panjang seperti meninggalkan warisan saat terjadi risiko sakit, cacat bahkan meninggal dunia pada orang tuanya, atau juga untuk keperluan lainnya seperti pendidikan. Dengan mengetahui tujuannya, maka kita dapat menentukan status anak dalam polis asuransi.

Apabila tujuan kita agar anak kita dapat terlindungi dari risiko penyakit, maka yang tepat kita miliki adalah Asuransi kesehatan. Dengan begitu, kita bisa menempatkan anak kita sebagai Tertanggung di dalam polis Asuransi dan orang tua sebagai pemegang polis. Dengan anak sebagai Tertanggung, maka kesehatannya akan ditanggung oleh perusahaan Asuransi, atau lebih mudahnya bahwa seluruh manfaat yang ada di dalam polis akan diterima langsung oleh anak kita.

Sedangkan untuk Asuransi jiwa, Tertanggung sebaiknya adalah seseorang  yang  memiliki nilai ekonomi atau yang sudah memiliki penghasilan sendiri. Oleh sebab itu, menjadikan anak sebagai Tertanggung dapat dikatakan kurang tepat untuk Asuransi jiwa.

Asuransi jiwa dapat digunakan untuk memenuhi tujuan meninggalkan warisan bagi anak apabila terjadi risiko pada orang tua, maka yang tepat adalah kita sebagai orang tua tetap menjadi Pemegang Polis dan / atau Tertanggung, sedangkan anak kita sebagai ahli waris. Dengan ini, maka saat terjadi risiko terhadap kita sebagai Tertanggung, uang pertanggungan (UP) akan dapat diterima oleh anak kita sebagai ahli waris. Maka UP yang diterima anak kita bisa digunakan untuk menjamin kehidupan selanjutnya termasuk jaminan biaya sekolah ketika terjadi sesuatu pada orang tua.

Fungsi utama dari asuransi jiwa adalah melindungi nilai ekonomis seseorang dari risiko yang dapat menghilangkan nilai ekonomis tersebut, baik karena risiko penyakit kritis, cacat total atau bahkan meninggal dunia. Oleh sebab  itu, dengan memiliki asuransi jiwa maupun kesehatan, kita dapat memberikan kesempatan pada orang-orang yang kita cintai agar tetap hidup dengan standar kehidupan yang sama dengan saat kita masih ada. 

Agen Asuransi Allianz Klaten, Solo, Jogja, Sukoharjo dan sekitarnya
085867941941

[Continue reading...]

Sabtu, Agustus 01, 2015

Terjemahan LSPP 106: Asuransi Pengangkutan, 2015

- 0 komentar
Haloo akademia,

Telah hadir buku terjemahan LSPP 106: Asuransi Pengangkutan, tahun 2015. Buku ini adalah terjemahan dari buku Cargo and goods in transit insurances 2010 sebagai modul utama dari kurikulum terbaru LSPP AAMAI dengan subject K.651210.106.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan.

Jumlah halaman      : 207 halaman (ukuran A4)
Besar file                 : 2,41 MB
Harga terjemahan    : Rp. 88,000 (plus 3 digit nomor hp Anda)

Silakan download sampelnya di sini:
- Link 1 - GOOGLE DRIVE
- Link 2 - 4SHARED

Anda juga dapat melihat previewnya di sini:






CARA PEMBAYARAN

Anda bisa mendapatkan PDF atas file lengkap ini hanya dengan Rp 88,000. Berikut ini caranya:
1.    Transfer uang sebesar Rp. 88,000 + Rp. XYZ ke salah satu dari nomor rekening ini:




Bank Central Asia – BCA
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 357-0414-576
atau

Bank Rakyat Indonesia – BRI
a.n. Afrianto Budi Purnomo
nomor rekening: 0004-0102-0565-503

2.    Rp. XYZ adalah tiga angka terakhir dari nomor handphone Anda.
Misal:
Nomor HP anda 081234567890
Maka, Rp. XYZ adalah Rp. 890
Pilih salah satu Bank di atas, kemudian transfer langsung senilai Rp. 88.890
3.    Setelah selesai melakukan transfer, kirimkan email ke afriantobudi@ymail.com tersebut dengan format:
TERJEMAHAN 106 (SPASI) ALAMAT EMAIL ANDA (SPASI) 3 DIGIT TERAKHIR NOMOR HP ANDA

Contoh:
TERJEMAHAN 106 alamatemailanda@yahoo.com 890

Artinya, Anda meminta kami untuk mengirimkan PDF TERJEMAHAN BUKU CII KURIKULUM TEBARU 106 – ‘ASURANSI PENGANGKUTAN’ pada alamat email: alamatemailanda@yahoo.com

4.    Sistem kami akan mengecek pembayaran Anda dan kami akan mengirimkan PDF tersebut melalui email Anda dalam waktu maksimal 24 jam. Kami pastikan bahwa PDF dapat diterima dengan baik.

Jika Anda kesulitan, silakan kontak saya via email di: afriantobudi@ymail.com. Kami akan senang membantu Anda.
[Continue reading...]
 
Copyright © . Portal Berita Asuransi - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger